Kalau ingin ini saya akan berbagi cerita tentang situ Cibeureum. Kalau ingat situ Cibeureum saya selalu ingat tentang Pesantren kecil yang letaknya tepat di pinggir barat situ Cibeureum yaitu Pesantren Kang Johar, ulama salafi ahli palaq di Tasikmalaya. Yang kebetulan beliau adalah teman dari guru saya KH. Dede Imron di Al-Falah Condong. Jadi kalau masalah palaq kedua ulama akhirat selalu bertukar ilmu palaq, dan saya selalu di suruh guru saya untuk mengantarkan hasil ru'yat ke pesantren Kang Johar di Situ Cibuereum, dan ini selalu di manfaatkan untuk sekalian refreshing di Situ Cibereum. :D
Situ Cibeureum yang berada di Kampung Tamansari, Kel. Tamanjaya, Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya, merupakan salah satu situ yang menjadi kebanggaan warga Kota Tasikmalaya. Dari sudut pariwisata, objek wisata Situ Cibeureum tersebut sangatlah berarti bagi warga di sekitarnya. Dari situ inilah, nasib ratusan hektar sawah dan kolam ikan mereka bergantung dari situ tersebut.
Situ yang berada tidak jauh dari pusat kota Tasikmalaya tersebut dibutuhkan perhatian pemerintah setempat, jika pemerintah ada i'tikad serius untuk menjadikan situ tersebut menjadi kawasan obyek wisata andalan. Sehubungan potensi dari situ tersebut memiliki eksotis pesona alamnya yang masih perawan. Tidak lepas dari potensinya yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya, ternyata Situ Cibeureum menyimpan cerita tersendiri. Apalagi di Nusa Pangepulan, yaitu daratan yang berada di tengah-tengah situ tersebut, terdapat sejumlah makam keramat, termasuk makam Ki Bagus Djamri yang konon disebut-sebut sebagai tokoh pertama yang membuat Situ Cibeureum.
Nusa Pangepulan sendiri, saat ini dikenal sebagai Bumi Perkemahan yang kerap dijadikan acara kegiatan para kader Pramuka Kota/Kab. Tasikmalaya. Menurut Kuncen Situ Cibeureum, Atang (60), sekitar 500 tahun lalu atau sekitar abad 15 Masehi, tinggallah seorang tokoh tua di era kebataraan Galunggung, yakni seorang tokoh agama jaman Hindu yang dikenal dengan sebutan Ki Bagus Djamri.
Beliau tidak diceritakan asalnya darimana, tetapi berniat menyepi di suatu daerah Pegunungan untuk mendekatkan diri pada sang Maha Kuasa. Tibalah Ki Bagus Djamri itu di suatu tempat yang menurutnya sama persis dengan yang diimpikan, yaitu sebuah pegunungan yang memiliki kolam.
Suatu hari, Ki Bagus Djamri bermimpi bahwa dia harus membuat taman yang penuh dengan bunga-bunga di lokasi dekat kolam. Dalam mimpi itupun, dia harus mendirikan gubuk di suatu bukit yang disebut Nusa “pangepulan” (Perkumpulan).
Ki Bagus Djamri pun melaksanakan perintah yang muncul dari mimpinya itu. Dia membangun sebuah taman, lengkap dengan tempat untuk berkumpul di tempat yang dekat dengan kolam tersebut. Lama kelamaan, kolam tersebut membesar dan air terus melimpah sehingga membanjiri wilayah itu. Namun, bagi Ki Bagus Djamzri karena tinggal disuatu Nusa Pangepulan tadi, dia tidak hanyut dalam air. Air hanya mengelilingi nusa, seperti halnya nusa di Situ Panjalu Ciamis.
Akhirnya, kolam yang tadinya kecil ini membentuk menjadi sebuah situ yang kemudian dinamai Situ Cibeureum. Ki Bagus kemudian mengundang para penduduk lain untuk tinggal di daerah yang berdekatan dengan situ. Bahkan, Nusa Pangepulan yang dulu hanya didiami seorang diri oleh Ki Bagus Djamri mulai ramai didatangi tokoh lain.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sejumlah makam keramat yang mengelilingi makam Ki Bagus Djamri. Keberadaan sejumlah makam itu membuktikan bahwa Nusa Pangepulan ini pernah dijadikan sebagai tempat tinggal.
Tambah atang, di Nusa Pangepulan itu, selain terdapat makam Ki Bagus Djamri, terdapat pula makam Syeh Majagung, Nyi Dambawati, Sugrianingrat, Nyi Ratnaningrum dan Nyi Ratnawulan, dan bangsawan di era Padjadjaran.
Situ yang berada tidak jauh dari pusat kota Tasikmalaya tersebut dibutuhkan perhatian pemerintah setempat, jika pemerintah ada i'tikad serius untuk menjadikan situ tersebut menjadi kawasan obyek wisata andalan. Sehubungan potensi dari situ tersebut memiliki eksotis pesona alamnya yang masih perawan. Tidak lepas dari potensinya yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya, ternyata Situ Cibeureum menyimpan cerita tersendiri. Apalagi di Nusa Pangepulan, yaitu daratan yang berada di tengah-tengah situ tersebut, terdapat sejumlah makam keramat, termasuk makam Ki Bagus Djamri yang konon disebut-sebut sebagai tokoh pertama yang membuat Situ Cibeureum.
Nusa Pangepulan sendiri, saat ini dikenal sebagai Bumi Perkemahan yang kerap dijadikan acara kegiatan para kader Pramuka Kota/Kab. Tasikmalaya. Menurut Kuncen Situ Cibeureum, Atang (60), sekitar 500 tahun lalu atau sekitar abad 15 Masehi, tinggallah seorang tokoh tua di era kebataraan Galunggung, yakni seorang tokoh agama jaman Hindu yang dikenal dengan sebutan Ki Bagus Djamri.
Beliau tidak diceritakan asalnya darimana, tetapi berniat menyepi di suatu daerah Pegunungan untuk mendekatkan diri pada sang Maha Kuasa. Tibalah Ki Bagus Djamri itu di suatu tempat yang menurutnya sama persis dengan yang diimpikan, yaitu sebuah pegunungan yang memiliki kolam.
Suatu hari, Ki Bagus Djamri bermimpi bahwa dia harus membuat taman yang penuh dengan bunga-bunga di lokasi dekat kolam. Dalam mimpi itupun, dia harus mendirikan gubuk di suatu bukit yang disebut Nusa “pangepulan” (Perkumpulan).
Ki Bagus Djamri pun melaksanakan perintah yang muncul dari mimpinya itu. Dia membangun sebuah taman, lengkap dengan tempat untuk berkumpul di tempat yang dekat dengan kolam tersebut. Lama kelamaan, kolam tersebut membesar dan air terus melimpah sehingga membanjiri wilayah itu. Namun, bagi Ki Bagus Djamzri karena tinggal disuatu Nusa Pangepulan tadi, dia tidak hanyut dalam air. Air hanya mengelilingi nusa, seperti halnya nusa di Situ Panjalu Ciamis.
Akhirnya, kolam yang tadinya kecil ini membentuk menjadi sebuah situ yang kemudian dinamai Situ Cibeureum. Ki Bagus kemudian mengundang para penduduk lain untuk tinggal di daerah yang berdekatan dengan situ. Bahkan, Nusa Pangepulan yang dulu hanya didiami seorang diri oleh Ki Bagus Djamri mulai ramai didatangi tokoh lain.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sejumlah makam keramat yang mengelilingi makam Ki Bagus Djamri. Keberadaan sejumlah makam itu membuktikan bahwa Nusa Pangepulan ini pernah dijadikan sebagai tempat tinggal.
Tambah atang, di Nusa Pangepulan itu, selain terdapat makam Ki Bagus Djamri, terdapat pula makam Syeh Majagung, Nyi Dambawati, Sugrianingrat, Nyi Ratnaningrum dan Nyi Ratnawulan, dan bangsawan di era Padjadjaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda Adalah Bentuk Penghargaan Untuk Kami Dengan Catatan Tidak SPAM Dan Tidak Mengandung Unsur Pornografi Dan Provokasi